MENDETEKSI FRAUD
Pengertian
fraud menurut para ahli:
DAFTAR
PUSTAKA
ð Pusdiklatwas BPKP
Fraud
yaitu berbagai perbuatan melawan atau melanggar hukum yang dilakukan oleh
orang-orang dari dalam atau dari luar organisasi, dengan maksud untuk
mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok secara langsung atau tidak
langsung merugikan pihak lain.
ð IAPI
Fraud
sebagai tindakan yang disengaja oleh satu individu atau lebih dalam manajemen
atau pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola, karyawan, dan pihak ketiga
yang melibatkan penggunaan tipu muslihat untuk memperoleh satu keuntungan
secara tidak adil atau melanggar hukum.
ð Albrecht et al.
Fraud
yaitu
suatu istilah umum, dan mencakup bermacam-macam arti dimana kecerdikan manusia
dapat menjadi alat yang dipilih seseorang untuk mendapatkan keuntungan dari
orang lain dengan representasi yang salah.
ð Ikatan Akuntan Indonesia
Fraud
yakni salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan yaitu
salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam
laporan keuangan untuk mengelabuhi pemakai laporan keuangan.
Cara
Efektif Mendeteksi Kecurangan (Fraud)
dalam Profesi Akuntansi
Fraud dalam
akuntansi merupakan penghambat dalam pemanfaatan sumber daya sehingga menjadikan
perhatian penting pihak manajemen atau pengambil keputusan dalam sebuah
organisasi.
Kekeliruan
(Error) dan Kecurangan (Fraud)
Ada dua jenis kesalahan yang terjadi
dalam akuntansi, yaitu kekeliruan (error)
dan kecurangan (fraud), perbedaan
antara error dan fraud ini terletak
pada ada atau tidaknya unsur kesengajaan. Kekeliruan terjadi pada tahap
pengelolaan transaksi, saat terjadinya transakssi, dokumentasi, pencatatan
jurnal, pencatatan debit kredit, dan laporan keuangan. Jika kesalahan dilakukan
dengan sengaja, maka hal tersebut merupakan kecurangan.
Kecurangan adalah tindakan dimana
seseorang dengan sengaja mengambil manfaat atas orang lain untuk kepentingan
pribadi. Sedangkan kejahatan adalah tindakan yang sengaja dilakukan dimana
perbuatan tersebut melanggar undang-undang dan terdapat sangsi hukum atas
kejahatan yang dilakukan. Perbedaan inilah yang harus diperhatikan, karena
tidak semua kecurangan adalah kejahatan, dan sebagian besar kejahatan bukan
kecurangan. Kecurangan atau fraud
akan mengakibatkan kerugian perusahaan, namun pihak berwajib hanya bisa
mengambil tindakan atas kejahatan.
Dalam sebuah profesi, misalnya akuntansi
juga tidak luput dari kecurangan. Akuntan yang berbuat curang dalam prosedur
akuntansi menyebabkan informasi akuntansi yang dihasilkan tidak dapat digunakan
oleh pihak yang menggunakannya. Informasi akuntansi sebuah entiti sangatlah
penting karena informasi tersebut digunakan sebagai dasar penentuan kebijakan
organisasi.
Faktor
Penyebab Kecurangan (Fraud) dalam
Akuntansi
Adapun
faktor -faktor yang menyebabkan kecurangan dalam akuntansi meliputi:
1. Tekanan: dorongan seseorang untuk melakukan
kecurangan yang dipicu oleh alasan ekonomi, emosional, atau nilai.
2. Adanya peluang: kondisi yang memberikan
peluang pada seseorang untuk melakukan kecurangan. Misalnya lemahnya internal control
atau penyelahgunaan wewenang.
3. Rasionalisasi: pelaku mencari pembenaran
sebelum melakukan kecurangan. Seseorang melakukan rasionalisasi agar dirinya
dapat mencerna tindakannya yang ilegal agar tetap dapat
mempertahankan jati dirinya sebagai orang yang dipercaya.
Kelompok
Kecurangan (Fraud)
The Association of Certified
Fraud Examiners, sebuah organisasi profesional yang bergerak di
bidang pemeriksaan kecurangan membagi kecurangan (fraud) kedalam tiga kelompok yang berdasarkan perbuatan:
1.
Penyimpangan aset: penyalahgunaan aset perusahaan. Fraud ini mudah dideteksi karena dapat
diukur/dihitung.
2. Pernyataan palsu: tindakan dari pihak manajemen
untuk menutupi kondisi keuangan yang sesungguhnya dengan membuat rekayasa keuangan
dalam laporan keuangannya.
3.
Korupsi: banyak terjadi di negara yang sedang
berkembang dan kurangnya tata kelola yang baik. Korupsi sulit dideteksi karena
berbagai pihak bekerja sama dalam menikmati keuntungan. Didalamnya termasuk
konflik kepentingan, penyuapan, pemerasan ekonomi, penerimaan yang ilegal.
Mendeteksi
Terjadinya Kecurangan (Fraud)
Mendeteksi
terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa
teknik dibawah ini:
1.
Memeriksa Jajaran
Manajerial
Kasus penggelapan, kecurangan laporan keuangan
seringkali melibatkan pihak di jajaran manajerial atau pengambil keputusan.
Karena itu, jajaran manajemen harus diselidiki untuk mengetahui tujuan mereka
melakukan keurangan.
2.
Adanya Keterkaitan dengan
Pihak Eksternal
Salah satu cara yang sering digunakan dalam
melakukan kecurangan adalah dengan memberikan bantuan pada organisasi baik yang
nyata atau fiktif. Untuk itu harus dideteksi adanya hubungan antara organisasi
dengan lembaga keuangan, organisasi dengan individu, eksternal auditor, lembaga
pemerintahan, atau investor.
3.
Sifat Organisasi
Sebuah kecurangan seringkali tidak terendus karena
adanya struktur organisasi yang digunakan untuk menyembunyikan kecurangan
tersebut. Misalnya struktur organisasi yang terlalu kompleks atau tidak adanya
internal audit dalam sebuah departemen. Untuk itu peneliti harus mengetahui
seluk beluk organisasi termsuk pemilik perusahaan.
4.
Laporan Keuangan dan
Karakteristik Operasional
Melakukan pemeriksaan diantaranya rekening
pendapatan, aset, kewajiban, pengeluaran atau ekuitas. Tanda kecurangan yang
seringkali terdeteksi adalah adanya perubahan dalam laporan keuangan.
5.
Auditor Internal
Merupakan aktivitas konsultasi yang independen dan
obyektif untuk menambah nilai dan memperbaiki operasional organisasi. Definisi
lainnya adalah penilaian yang dilakukan oleh personel dalam organisasi uang
memiliki kompetensi dalam hal meneliti catatan akuntansi perusahaan dan
pengendalian internal dalam perusahaan. Tujuan dari auditor internal adalah
untuk membantu pihak manajemen dalam pertanggungan jawab dengan memberikan
analisa, saran, penilaian tentang kegiatan yang diaudit.
6.
Auditor Eksternal
Auditor eksternal diperlukan untuk mendeteksi
kecurangan dalam organisasi serta melakukan analisa jika auditor internal
mengalami kesulitan.
Timbulnya kecurangan (fraud) dalam laporan keuangan
harus dicegah. Faktor yang paling menentukan dalam melakukan tindakan
pencegahan tersebut adalah dari internal perusahaan, karena mereka yang secara
langsung terjun dalam operasional organisasi. Karena itu sosok pimpinan yang
amanah dan anti kecurangan sangat dibutuhkan untuk itu. Selain dari internal
organisasi, adanya keterlibatan pihak luar seperti auditor eksternal dapat
memberikan penilaian yang obyektif dimana untuk memastikan laporan keuangan yang
dihasilkan adalah wajar yaitu bebas dari keraguan dan ketidakjujuran. Karena
penilaiannya tersebut, maka seorang auditor eksternal hendaklah memiliki sikap
profesionalisme dalam menjalankan tugasnya.
Teknik-Teknik
Pemeriksaan fraud dalam Akuntansi Forensik.
Secara umum ada sembilan teknik
pemeriksaan akuntansi forensik yang biasa digunakan untuk mengungkap adanya
tindak kecurangan atau Fraud, yaitu:
1. Penggunaan
Teknik-Teknik Pemeriksaan Laporan Keuangan
Pemeriksaan ini berfungsi untuk menilai
kewajaran penyajian laporan keuangan. Ada tujuh langkah pemeriksaan laporan
keuangan ini, yaitu:
a. Memeriksa
Fisik dan Mengamati
Memeriksa fisik lazimnya diartikan
sebagai penghitungan uang tunai, surat berharga, persediaan asset, dan barang
berwujud lainnya. Sedangkan mengamati adalah menggunakan alat indera untuk
mengetahui atau memahami sesuatu tentang lingkungan keuangan.
b. Meminta
Informasi dan Konfirmasi
Meminta informasi kepada perusahaan baik
secara lisan maupun tertulis. Ini harus diperkuat atau dikolaborasikan dengan
informasi dari sumber lain. Tujuannya adalah untuk menegaskan kebenaran atau
ketidakbenaran informasi. Ini umumnya untuk memastikan saldo utang-piutang.
c. Memeriksa
Dokumen
Dokumen harus diperiksa guna memperoleh
pemahaman tentang nilai bukti potensial kasus. Dokumen mempunyai definisi yang
luas, termasuk informasi keuangan yang diolah dan disimpan secara elektronis (digital).
d. Review
Analitikal
Review analitikal dapat disajikan
melalui beberapa teknik, yaitu:
1) Membandingkan
anggaran dengan realisasi Membandingkan antara data anggaran dengan realisasi
bukti fisiknya.
2) Analisis
vertikal dan horizontal Ini merupakan teknik analisis laporan keuangan.
Analisis vertikal adalah Analisis Common-Size
yaitu teknik analisis untuk mengetahui proporsi dari setiap komponen dalam
laporan keuangan terhadap besaran totalnya dalam satuan persen. Selain itu ada
pula analisis Rasio yang merupakan teknik analisis laporan keuangan yang
digambarkan dalam bentuk rasio keuangan. Rasio-rasio keuangan ada lima macam
yaitu Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas dan Pasar.
Sedangkan analisis horizontal adalah teknik analisis Cross-Section. Analisis CrossSection
juga sering disebut dengan analisis komparasi atau analisis perbandingan.
Selain analisis Cross-Section,
terdapat pula Analisis Sumber dan Penggunaan Dana, yang dapat diartikan sebagai
Analisis yang bertujuan untuk melihat aliran kas (cashflow) dan setara kas) pada periode tertentu.
3) Analisis
Trend
Merupakan teknik analisis laporan
keuangan yang menggambarkan kecendrungan perubahan suatu pos laporan keuangan
selama beberapa periode. Analisis trend dapat memberikan informasi tingkat
pertumbuhan masingmasing pos laporan keuangan dari tahun ke tahun dan gambaran
apakah kinerja bank naik, turun atau konstan.
4) Membandingkan
Data Keuangan Atau Komparasi
Disebut komparasi karena dalam hal ini
teknik yang digunakan adalah membandingkan angka-angka keuangan dengan standar
tertentu, yaitu perusahaan atau industri sejenis. Ada beberapa cara
mendefinisikan istilah sejenis antara lain, (1) kesamaan jasa dan produk, (2)
kesamaan sisi permintaan, serta (3) kesamaan atribut keuangan.
5) Analisis
Time Series
Merupakan teknik analisis laporan
keuangan dengan cara membandingkan data historis keuangan dalam beberapa
periode tertentu. Analisis Time Series
mempunyai empat pola pergerakan yaitu, trend, siklus, musiman, dan
ketidakteraturan atau random.
e. Menghitung
Kembali
Menghitung kembali atau reperform tidak
lain adalah pengecekan kebenaran perhitungan (kali, bagi, tambah, kurang dan
lain-lain).
f. Laporan
Akhir
Isi laporan akhir harus menjelaskan
informasi tentang berjalannya proses pemeriksaan akuntansi, termasuk
ditemukannya kecurangan, informasi mengenai pelaku atau Profilling, motif
dilakukannya kecurangan, waktu dan tempat kejadian kecurangan, serta bagaimana
kecurangan dilakukan.
g. Tindakan
Perbaikan
Tindakan perbaikan adalah solusi yang
ditawarkan untuk digunakan guna mengatasi masalah kecurangan tersebut. Yaitu
bagaimana kecurangan ini dapat dihindari dan langkah antisipasi agar tidak
terjadi lagi. Kebijakan akuntansi apa yang dipakai dan prosedur apa yang harus
ditingkatkan untuk perbaikan tata akuntansi keuangan.
2. Pemanfaatan
Teknik Perpajakan
Teknik perpajakan biasa digunakan dalam
pemeriksaan kejahatan terorganisisr dan penyeludupan pajak penghasilan. Teknik
ini juga dapat diterapkan terhadap data kekayaan pejabat Negara. Ada dua macam
teknik pemeriksaan perpajakan yaitu Net
Worth Method dan Expenditure Method. Net Worth Method adalah metode yang
digunakan untuk menelusuri penghasilan yang belum dilaporkan oleh wajib pajak.
Sedangkan Expenditure Method adalah
metode yang digunakan untuk memeriksa wajib pajak yang tidak mengumpulkan harta
benda, tapi mempunyai pengeluaran-pengeluaran besar (mewah).
3. Penelusuran
Jejak-Jejak Arus Uang
Penelusuran jejak-jejak arus uang ini
lebih dikenal dengan istilah follow the
money. Follow the money secara
harfiah berarti mengikuti jejak-jejak yang ditinggalkan dalam suatu arus uang
atau arus dana. Dana bisa mengalir secara bertahap dan berjenjang, tapi
akhirnya akan berhenti di satu atau beberapa tempat. Tempat perhentian terakhir
inilah yang menjadi petunjuk kuat yang akan membawa kepada para pelaku Fraud.
4. Penerapan
Teknik Analisis Hukum
Dalam hal ini akuntan forensik harus
mempunyai pemahaman tentang hukum pembuktian sesuai dengan masalah yang
dihadapi, seperti tindak pidana umum, tindak pidana khusus, serta pencucian
uang. Melalui analisis ini, akuntan forensik akan dapat mengumpulkan bukti dan
barang bukti guna mendukung dugaan adanya perbuatan melawan hukum yang
dilakukan para pelaku Fraud atau
kecurangan.
5. Pemanfaatan
Teknik Audit Investigatif Dalam Pengadaan Barang
Pemeriksaan pengadaan barang ini
merupakan suatu upaya untuk memastikan bahwa dana publik dibelanjakan dengan
baik guna meningkatkan efektivitas operasional serta sesuai peruntukkannya.
6. Penggunaan
Computer Forensic
Ada dua pokok utama dalam computer forensic. Pertama, segi-segi
teknis yang berkenaan dengan teknologi (komputer, internet dan jaringan) dan
alat-alat (Windows, Unix, serta Disk drive imaging). Kedua, adalah
segi-segi teknis hukum seperti penggeledahan dan penyitaan barang bukti.
7. Penggunaan
Teknik Interogasi
Teknik interogasi ini dilakukan secara
persuasif. Akuntan biasanya menggunakan taktik “membuat penyataan” dan bukan
“mengajukan pertanyaan”. Tujuannya tidak lain adalah untuk mengetahui detil
lengkap tentang kejadian yang sebenarnya.
8. Penggunaan
Undercover Operations
Undercover
Operations adalah suatu kegiatan yang berupaya
mengembangkan barang bukti secara langsung dari pelaku kecurangan dengan
menggunakan samaran (disguise) dan
tipuan (deceit).
9.
Pemanfaatan Whistleblower
Whistleblower
diterjemahkan
secara harfiah dengan istilah peniup peluit. Maknanya adalah orang yang
mengetahui adanya bahaya atau ancaman dan berusaha menarik perhatian dengan
meniup peluitnya. Meniup peluit di sini digunakan dengan kiasan yang artinya
adalah membuka aib dan membocorkan rahasia. Atau dalam istilah lain adalah
pelapor pelanggaran.
Tuanakotta, Theodorus M;. (2010). Akuntansi
Forensik dan Audit Investigatif. Jakarta: Salemba Empat.
Komentar
Posting Komentar