Tugas 7
1.
Marketing Mix
a. Pengertian Tentang
Marketing Mix / Bauran Pemasaran 4P dan 7P
Marketing mix is good
marketing tool is a set of products, pricing, promotion, distribution, combined
to produce the desired response of the target market – Bauran pemasaran adalah
perangkat pemasaran yang baik yang meliputi produk, penentuan harga, promosi,
distribusi, digabungkan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran
(Kotler dan Amstrong, 2012:92)
Dalam bauran pemasaran
terdapat seperangkat alat pemasaran yang
dikenal dengan marketing mix 4P, yaitu product (produk), price (harga),
place (tempat atau saluran distribusi), dan promotion (promosi), sedangkan
dalam pemasaran jasa memiliki beberapa alat pemasaran tambahan seperti people
(orang), physical evidence (fasilitas fisik), dan process (proses), sehingga
dikenal dengan marketing mix 7P dan para pembaca yang budiman dapat mengambil
kesimpulan pengertian
marketing mix 4P dan 7P. Bauran pemasaran jasa mencakup 7P yakni: product,
price, place, promotion, people, physical evidence, dan process.
Ketujuh unsur bauran
pemasaran tersebut saling berhubungan dan berpengaruh satu sama lain, sehingga
harus diupayakan untuk menghasilkan suatu kebijakan pemasaran yang mengarah
kepada layanan efektif dan kepuasan konsumen. Jadi di dalam bauran pemasaran
terdapat variable-variabel yang saling mendukung satu dengan yang lainnya, yang
kemudian oleh perusahaan digabungkan untuk memperoleh tanggapan-tanggapan yang
diinginkan di dalam pasar sasaran. Kombinasi dari perangkat tersebut perusahaan
dapat mempengaruhi permintaan akan produknya.
Alat bauran pemasaran yang
paling mendasar adalah produk, yang merupakan penawaran berwujud perusahaan
kepada pasar, yang mencakup kualitas, rancangan, bentuk, merek, dan kemasan
produk. Pelayanan pendukung tersebut dapat memberikan keunggulan kompetitif
dalam pasar persaingan global.
b.Unsur – unsur 7P dalam Marketing Mix
1. Produk
Produk (product),
adalah mengelola unsur produk termasuk perencanaan dan pengembangan produk atau
jasa yang tepat untuk dipasarkan dengan mengubah produk atau jasa yang ada
dengan menambah dan mengambil tindakan yang lain yang mempengaruhi
bermacam-macam produk atau jasa.
2. Harga
Harga (price), adalah
suatu sistem manajemen perusahaan yang akan menentukan harga dasar yang tepat
bagi produk atau jasa dan harus menentukan strategi yang menyangkut potongan
harga, pembayaran ongkos angkut dan berbagi variabel yang bersangkutan.
3. Distribusi
Distribusi (place),
yakni memilih dan mengelola saluran perdagangan yang dipakai untuk menyalurkan
produk atau jasa dan juga untuk melayani pasar sasaran, serta mengembangkan
sistem distribusi untuk pengiriman dan perniagaan produk secara fisik.
4. Promosi
Promosi (promotion),
adalah suatu unsur yang digunakan untuk memberitahukan
dan membujuk pasar tentang produk atau jasa yang baru pada perusahaan melalui
iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan, maupun publikasi. Baca pula: Pengertian Iklan dan
Jenis-Jenisnya.
5. Sarana Fisik
Sarana fisik (Physical
Evidence), merupakan hal nyata yang turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk
membeli dan menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan. Unsur yang termasuk
dalam sarana fisik antara lain lingkungan atau bangunan fisik, peralatan,
perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lainnya.
6. Orang
Orang (People), adalah
semua pelaku yang memainkan peranan penting dalam penyajian jasa sehingga dapat
mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen dari orang adalah pegawai perusahaan,
konsumen, dan konsumen lain. Semua sikap dan tindakan karyawan, cara berpakaian
karyawan dan penampilan karyawan memiliki pengaruh terhadap keberhasilan
penyampaian jasa.
7. Proses
Proses (Process),
adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan
untuk menyampaikan jasa. Elemen proses ini memiliki arti sesuatu untuk
menyampaikan jasa. Proses dalam jasa merupakan faktor utama dalam bauran
pemasaran jasa seperti pelanggan jasa akan senang merasakan sistem penyerahan
jasa sebagai bagian jasa itu sendiri.
c. Marketing Mix Sama Untuk Semua Barang
Barang
–barang yang diperdagangkan pada umumnya dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
A.Kelompok barang berdasarkan kepuasan segera dan kesejahteraan
konsumen jangka panjang:
a) Barang
yang bermanfaat (solutary product)
Yaitu
barang –barang yang mempunyai daya tarik sangat rendah, akan tetapi dapat
memberikan manfaat yang sangat tinggi kepada konsumen dalam jangka panjang
Contoh
: Deterjen dengan fosfat rendah
b) Barang
yang kurang sempurna (deficient product)
Yaitu
barang-barang yang tidak mempunyai daya tarik tinggi, akan tetapi tetap mempunyai manfaat atau faedah untuk
konsumen
Contoh : obat-obatan yang mempunyai rasa pahit
c) Barang
–barang yang sifatnya menyenangkan (pressing product)
Yaitu
barang –barang yang dapat segera memberikan kepuasan kepada konsumen akan
tetapi dapat berakibat buruk bagi pemakainya.
Contoh : rokok, miniuman keras, madat dan
sebagainya.
d) Barang
yang sangat diperlukan (desirable product)
Yaitu barang yang dapat memberikan kepuasan
dengan segera dan dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia
Contoh : baarang yang diperlukan secara terus
menerus (makanan dan minuman yang bergizi)
B. Kelompok Barang
yang berdasarkan tujuan pemakainya.
a) Barang
Konsumsi (consumer goods)
Barang konsumsi merupakan barang –barang yang
dapat dibeli untuk dikonsumsi. Pembelian didasarkan atas kebiasaan membeli dari
konsumen. Jadi, pembeli barang konsumsi
ini adalah pembeli/ konsumen
akhir.Barang konsumsi dibedakan empat golongan yaitu sebagai berikut:
1. Barang
Shopping (Shopping goods)
Yaitu barang –barang yang memerlukan
pertimbangan kualitas, harga, gaya, kemasan dan service
Contoh : kulkas, TV dan lain-lain
2. Barang
Konvenien (Convenience goods)
Yaitu barang-barang kebutuhan sehari-hari yang
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a.
Barang pokok, yaitu barang yang dibeli secara tetap misalnya
beras, sabun, gula, kopi dan lain-lain
b.
Barang impulsive yaitu barang yang dibeli tanpa perencanaan,
misalnya permen, coklat dan lain-lain
c.
Barang darurat, yaitu barang yang dibeli atas dorongan kebutuhan
misalnya payung dimusim hujan
3. Barang
Spesial (Speciality goods)
Yaitu barang-barang yang mempunyai ciri khas,
dan untuk kebutuhan konsumen yang memerlukan
pelayanan khusus dan dapat dibeli di toko-toko tertentu atau tempat tertentu.
Contoh : mobil mewah, perhiasan, permata, jam
tangan mahal dan sebagainya.
4. Unsought
goods
Yaitu barang – barang yang tidak dicari dan
pemasarannya khusus dengan mendatangi para konsumen
Contoh : asuransi
b) Barang Industri ( Industrial Goods)
Barang –barang industri adalah barang-barang
yang dibeli untuk diproses lagi oleh perusahaan.pembeli barang-barang industri
ini adalah perusahaan- perusahaan, lembaga-lembaga, organisasi, perseorangan
dan sebagainya.
Barang industri adalah barang-barang yang
tidak dikonsumsi oleh konsumen, akan tetapi barang ini harus diolah terlebih
dahulu oleh perusahaan.
Adapaun ciri-ciri barang industri adalah :
a. Bersifat
mekanis dan elastic
Artinya barang barang itu dapat diproduksi dalam jumlah yang
berubah-ubah menurut selera konsumen
b. Ongkos
relative tetap
Dengan adanya ongkos yang relative tetap berarti dapat
menguntungkan di dalam memperbesar produksi dalam jangka pendek.
Barang industri dapat digolongkan sebagai
berikut:
A. Bahan dan suku cadang, barang-barang yang seluruhnya masuk dalam produk
jadi antara lain :
a.
Bahan baku, meliputi barang hasil pertanian yaitu barang hasil
pertanian, yaitu barang yang dihasilkan dari proses pengolahan tanah dan
tanaman misalnya beras, kapas, buah-buahan dan lain-lain, bahan baku juga
meliputi barang hasil alam yaitu segala macam barang yang dihasilkan oleh alam
misalnya kayu, minyak, bumi bijih besi dan lain-lain.
b.
Bahan jadi, suku cadang, meliputi bahan komponen umumnya
masih diolah kembali, misalnya benang tenun menjadi kain. Selain bahan
komponen, bahan jadi dan suku cadang juga meliputi suku komponen yang
seluruhnya masuk kedalam barang jadi, tanpa perubahan bentuk dan sifat misalnya ban dan motor kecil.
B. Barang
modal, barang-barang yang
sebagian masuk kehasil barang jadi akhir. Barang ini meliputi :
a.
Instalasi; yaitu alat produksi utama sebuah pabrik atau
perusahaan yang dapat digunakan untuk jangka panjang, misalnya tangga berjalan,
computer, generator dan mesin bor;
b.
Peralatan ekstra (tambahan), yaitu alat-alat yang dipakai untuk membantu instalasi. Peralatan
ini terdiri atas peralatan pabrik dan perkakas yang mudah dibawa, misalnya
perkakas tangan dan alat pengungkit. Selain itu peralatan ekstra meliputi
peralatan kantor misalnya mesin tik,
telex dan lain-lain.
C. Pembekalan
dan Pelayanan (supplies and service) merupakan padanan dari barang-barang kemudahan dibidang industry karena
barang-barang tersebut pada umumnya dibeli dengan usaha minimal dengan dasar
pembelian kembali;
a.
Pembekalan operasional, misalnya batubara, tinta printer dan minyak
pelumas
b.
Jasa nasehat bisnis, konsultan bisnis manajemen dan biro iklan.
D.
Perusahaan yang mengadakan orientasi pasar dan
yang tidak mengadakan orientasi pasar
Perusahaan yang Mengadakan Orientasi Pasar
- · PENGERTIAN ORIENTASI PASAR
Orientasi
pasar merupakan sebuah filosofi bisnis dan proses perilaku pengelolaan bisnis.
Dipandang sebagai sebuah filosofi, sebab orientasi pasar merupakan pola dari
nilai-nilai dan kepercayaan yang membantu individu untuk memahami fungsi
organisasi berdasarkan norma-norma tertentu. Oleh karena filosofi bisnis lebih
menunjuk pada serangkaian tata nilai dan kepercayaan, sikap dan budaya
perusahaan maka untuk memberikan kontribusi pada tataran operasional berupa
serangkaian aktivitas-aktivitas pengelolan bisnis, orientasi pasar juga
dipahami sebagai perilaku atau aktivitas-aktivitas.
Oleh karena itu, dimensi
utama dalam orientasi pasar adalah orientasi pelanggan dan orientasi pesaing:
- Orientasi pelanggan, merupakan pemahaman yang cukup terhadap para pembeli sasaran agar mampu menciptakan nilai yang lebih superior bagi mereka secara kontinyu dan menciptakan penampilan yang lebih superior bagi perusahaan. Dengan demikian orientasi pelanggan mengharuskan seorang penjual agar memahami mata rantai nilai keseluruhan seorang pembeli. Melalui orientasi pelanggan, perusahaan memiliki peluang untuk membentuk persepsi pelanggan atas nilai-nilai yang dibangunnya dan nilai-nilai yang dirasakan itu dan pada gilirannya akan menghasilkan kepuasan pelanggan (customer satisfaction).
- Orientasi pesaing, berarti pemahaman yang dimiliki penjual dalam memahami kekuatan-kekuatan jangka pendek, kelemahan-kelemahan, kapabilitas-kapabilitas dan strategi-strategi jangka panjang baik dari pesaing utamanya saat ini maupun pesaing-pesaing potensial utama. Oleh karena itu tenaga penjualan harus berupaya untuk mengumpulkan informasi mengenai pesaing dan membagi informasi itu pada fungsi-fungsi lain dalam perusahaan dan mendiskusikan dengan pimpinan perusahaan bagaimana kekuatan pesaing dan strategi yang mereka kembangkan.
Keberhasilan perusahaan
yang berorientasi pasar sangat ditentukan oleh kemampuannya melakukan
koordinasi pemasaran, aktivitas antar fungsi-fungsi dalam organisasi, respon
yang cepat terhadap perubahan lingkungan persaingan dan mengantisipasi setiap
perubahan strateginya. Orientasi pasar menjadi sumber inspirasi perusahaan
dalam melakukan cara-cara inovatif serta menjadi sumber keunggulan bersaing
dalam meningkatkan kinerja perusahaan menjadi lebih baik.
Perusahaan Yang Tidak Mengadakan Orientasi
Pasar
Perusahaan yang tidak
mengadakan orientasi pasar akan sulit untuk berkembang, bahkan sangat sulit
sekali untuk maju. Karena dalam memenuhi kelangsungan usahanya, perusahaan
harus mampu bekerja sama dengan dilakukannya pemasaran produk agar perusahaan
tersebut mendapatkan laba atau hasil dari penjualannya, yang bisa digunakan
untuk seluruh kebutuhan dan kelangsungan perusahaan.
Kesimpulan
Jadi, dalam kegiatan berbisnis
perlu dilakukannya orientasi pasar agar perusahaan dapat dan mampu bertahan,
berkembang, serta mampu bersaing dengan perusahaan – perusahaan lainnya. Perusahaan
yang melakukan orientasi pasar secara aktif dan baik akan menjadi perusahaan
yang sukses dan mampu bersaing dengan perusahaan – perusahaan lainnya.
E.
Pengaruh Harga Bagi Pengusaha dan Bagi Konsumen
Masalah Harga dapat Memberikan Dorongan Bagi Pengusaha Untuk
Membuat Produk Bagi Perusahaan
Karena masalah harga tersebut
akan membuat pengusaha menjadi lebih terpacu untuk menciptakan atau membuat
suatu produk agar mendapatkan keuntungan dari kegiatan transaksi penjualan –
pembelian terhadap perusahaan.
Pengusaha harus membuat kurva Break
Event Point (BEP). Break event point adalah suatu keadaan dimana perusahaan
terebut tidak mengalami kerugian dan keuntungan. BEP sangat penting untuk
menetapkan harga barang bagi perusahaan. Karena BEP digunakan sebagai acuan
atau patokan dalam menetapkan harga barang agar perusahaan tidak mengalami
kerugian dan mendapatkan laba diatas
standar BEP yang telah dibuat.
A.Faktor – Faktor
Yang Mempengruhi Keputusan Membeli
1.
Faktor-Faktor
Kebudayaan
1. Budaya
Budaya adalah faktor
penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Jika makhluk
yang lebih rendah perilakunya sebagian besar diatur oleh naluri, maka
perilakumanusia sebagianbesar adalah dipelajari.
2. Sub Budaya
Sub budaya mempunyai
kelompok-kelompok sub budaya yang lebihkecil yang merupakan identifikasi dan
sosialisasi yang khas untuk perilaku anggotanya. Ada empat macam sub budaya
yaitu kelompokkebangsaan, kelompok keagamaan, kelompok ras dan wilayah
geografis.
3. Kelas Sosial
Kelas sosial adalah
kelompok dalam masyarakat, dimana setiapkelompok cenderung memiliki nilai,
minat dan tingkah laku yang sama.
2.
Faktor-Faktor
Sosial
a. Kelompok Referensi
Kelompok referensi
adalah kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung
terhadap sikap dan perilaku seseorang.
b. Keluarga
Anggota keluarga dapat
memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembeli.
c. Peranan dan Status
Kedudukan seseorang
dalam setiap kelompok dapat dijelaskan dalam pengertian peranan dan status.
Setiap peranan membawa satu status yang mencerminkan penghargaan umum oleh
masyarakatnya.
3.
Faktor-Faktor
Pribadi
a. Usia dan Tahap Daur Hidup
Pembelian seseorang
terhadap barang dan jasa akan berubah-ubahselama hidupnya. Demikian halnya
dengan selera seseorang berhubungan dengan usianya.
b. Pekerjaan
Dengan adanya
kelompok-kelompok pekerjaan, perusahaan dapatmemproduksi produk sesuai dengan
kebutuhan kelompok pekerjaan tertentu.
c. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi
seseorang dapat dilihat dari tingkat pendapatan yang dapat berpengaruh terhadap
pilihan produk.
d. Gaya Hidup
Gaya hidup seseorang
adalah pola hidup seseorang yang turut menentukan perilaku pembelian.
e. Kepribadian
dan Konsep Diri
Kepribadian adalah
ciri-ciri psikologis yang membedakan setiap orang sedangkan konsep diri lebih
kearah citra diri.
4.
Faktor-Faktor
Psikologis
a. Motivasi
Motivasi adalah suatu
kebutuhan yang cukup kuat mendesak untukmengarah seseorang agar dapat mencari
pemuasan terhadap kebutuhanitu.
b. Persepsi
Seseorang yang
termotivasi siap untuk melakukan suatu perbuatan. Bagaimana seseorang yang
termotivasi berbuat sesuatu adalah dipengaruhi oleh persepsinya terhadap
situasi yang dihadapinya.
c. Belajar
Belajar menggambarkan
perubahan dalam perilaku seseorang individuyang bersumber dari pengalaman.
Kebanyakan perilaku manusia diperoleh dengan mempelajarinya.
d. Kepercayaan dan
Sikap
Melalui perbuatan dan
belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap selanjutnya mempengaruhi
tingkah laku pembelian (Kotler,1997 : 153 – 161).
B. Macam-macam
Situasi Pembelian
Menurut Kotler dan
Amstrong ( 2003 : 220 ) “ perilaku keputusan pembelian konsumen, antara lain :
1)
Perilaku
Membeli Kompleks,
Konsumen
menjalankan perilaku membeli yang kompleks ( complex buying behavior ) ketika
benar-benar terlihat dalam pembelian dan mempunyai pandangan yang berbeda
antaranproduk yang satu dengan yang lain.
2)
perilaku
membeli karena kebiasaan,
Ini
terjadi dalam kondisi keterlibatan konsumen yang rendah dan kecilnya perbedaan
merek, mengevaluasi sifat-sifat merek tersebut, dan mengambil keputusan yang
berarti merek apa yang akan dibeli.
3)
perilaku
pembelian pengurangan disonansi ( ketidakcocokan )
Terjadi
ketika konsumen mempunyai keterlibatan tinggi dengan pembelian yang mahal,
tidak sering atau beresiko, namun melihat sedikit perbedaan antara merek.
4)
perilaku
membeli yang mencari variasi
Konsumen
melaksanakan perilaku membeli yang mencari evaluasi yang bercirikan rendahnya
keterlibatan konsumen namun perbedaan merek dianggap cukup berarti, sehingga
konsumen cenderung mudah berpindah merek.
C. SRUKTUR
KEPUTUSAN PEMBELIAN
Keputusan untuk membeli
yang diambil oleh pembeli itu sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah
keputusan. Setiap keputusan membeli mempunyai suatu struktur yang
mencakup beberapa komponen , yaitu :
1. Keputusan tentang jenis produk
Dalam
hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang
berminat membeli serta alternative lain yang mereka pertimbangkan.
2. Keputusan tentang bentuk produk
Dalam
hal ini perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan
konsumen tentang produk bersangkutan agar dapat memaksimalkan daya tarik
mereknya.
3. Keputusan tentang merek
Konsumen
harus mengambil keputusan tentang merek apa yang akan mereka beli. Setiap merek
memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus
mengetahui bagaimana konsumen memilih suatu produk.
4. Keputusan tentang penjualannya
Dalam
hal ini , produsen, pedagang besar, dan pengecer harus mengetahui bagaimana
konsumen memilih penjualan tertentu.
5. Keputusan tentang jumlah produk
Konsumen
dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya
pada suatu saat. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyak produk
sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli.
6. Keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen
dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian. Oleh
karena itu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan konsumen dalam keputusan waktu pembelian. Dengan demikian perusahaan
dapat mengatur produksi dan kegiatan pemasarannya.
7. Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen
harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang
dibeli, apakah secara tunai atau kredit. Keputusan tersebut akan mempengaruhi
keputusan tentang penjualan dan jumlah pembeliannya. Dalam hal ini perusahaan
harus mengetahui keinginan pembeli terhadap cara pembayarannya.
D.Tahap-tahap dalam
Proses Pembelian:
1.
Menganalisa keinginan dan kebutuhan
2.
Menilai sumber-sumber
3.
Menetapka tujuan pembelian
4.
Mengidentifikasi alternative pembelian
5.
Keputusan membeli
6.
Perilaku setelah membeli
Komentar
Posting Komentar